Rabu, 05 Oktober 2011

HBN I

KEBUTUHAN MOBILISASI

 

A.     MOBILISASI Dan AMBULASI
Ambulasi adalah upaya seseorang untuk melakukan latihan jalan atau berpindahtempat sedangkan Mobilisasi merupakan suatu kemampuan individu untuk bergerak secara bebas, mudah, dan teratur dengan tujuan untuk memenuhi kebutuhan aktivitas guna mempertahankan kesehatannya.

B.     Jenis-Jenis Mobilisasi
·          Mobilitas penuh
Kemampuan seseorang untuk bergerak secara penuh dan bebas sehingga dapat melakukan interaksi sosisal dan menjalankan peran sehari hari.

·          Mobilitas Sebagian
Kemampuan seseorang untuk bergerak dengan batasan yang jelas sehingga tidak maampu bergerak secara bebas. Mobilitas Sebagian terdiri dari :
·          Mobilitas sebagian temporer
·          Mobilitas sebagian permanen

C.     Tujuan Mobilisasi
·          Mempertahankan fungsi tubuh
·          Memperlancar peredaran darah sehingga mempercepat penyembuhan luka
·          Membantu pernafasan menjadi lebih baik
·          Mempertahankan tonus otot
·          Memperlancar eliminasi Alvi dan Urin
·          Mengembalikan aktivitas tertentu sehingga pasien dapat kembali normal
·          Memberi kesempatan perawat dan pasien untuk berinteraksi atau berkomunikasi.

D.     Faktor-faktor yang Mempengaruhi Mobilisasi
·          Gaya hidup
·          Proses penyakit/injury
·          Kebudayaan
·          Tingkat energy seseorang
·          Usia dan status perkembangan.






E.     Macam-Macam Pergerakan
·          Fleksi dan ekstensi
Gerak menekuk atau membengkokkan.

·          Adduksi dan abduksi
Adduksi adalah gerakan mendekati tubuh.
Abduksi adalah gerakan menjauhi tubuh.

·          Elevasi dan depresi
Elevasi merupakan gerakan mengangkat
Depresi adalah gerakan menurunkan

·          Inversi dan eversi
Inversi adalah gerak memiringkan telapak kaki ke dalam tubuh.
Eversi adalah gerakan memiringkan telapak kaki ke luar.

·          Supinasi dan pronasi
Supinasi adalah gerakan menengadahkan tangan.
Pronasi adalah gerakan menelungkupkan.

·          Endorotasi dan eksorotasi
Endorotasi adalah gerakan kedalam pd sekliling sumbu panjang tulang yg bersendi.
Eksorotasi adalah gerakan rotas ke luar.

F.     Pengaturan Posisi
·          Posisi fowler
Posisi fowler adalah posisi setengah duduk atau duduk, dimana bagian kepala tempat tidur lebih tinggi atau dinaikkan. Posisi ini dilakukan untuk mempertahankan kenyamanan dan memfasilitasi fungsi pernafasan pasien.


·          Posisi Sims
Posisi sims adalah posisi miring ke kanan atau ke kiri. Posisi ini dilakukan untuk member kenyamanan dan memberikan obat supositoria melalui anus.


·          Posisi Trendelenburg
Posisi trendelenburg adalah posisi pasien berbaring di tempat tidur dengan bagian kepala lebih rendah daripada bagian kaki. Posisi ini dilakukan untuk melancarkan peredaran darah ke otak.













·          Posisi Dorsal Recumbent
Posisi dorsal recumbent adalah posisi berbaring terlentang dengan kedua lutut fleksi (ditarik atau diregangkan) diatas tempat tidur. Posisi ini dilakukan untuk merawat dan memeriksa genitalia serta proses persalinan.


·          Posisi Lithotomic
Posisi lithotomic adalah posisi berbaring terlentang dengan mengangkat kedua kaki dan menariknya ke atas bagian perut. Posisi ini dilakukan untuk memeriksa genitalia pada proses persalinan, dan memasang alat kontrasepsi.











·          Posisi Genu Pectoral
Posisi genu pectoral adalah posisi menungging dengan kedua kaki ditekuk dan dada menempel pada bagian alas tempat tidur. Posisi ini dilakukan untuk memeriksa daerah rectum.



PROTAP : POSISI SIMS (SEMI TELUNGKUP)

 


A.   Pengertian:
Pada posisi ini badan klien ditempatkan pada ileum anterior dan humerus dan klavikula.
B.   Tujuan:
1.      Pada klien tidak sadar untuk meningkatkan drainase lendir dari mulut.
2.     Memberikan posisi pilihan pada pasien yang imobilisasi atau tirah baring untuk memberikan kenyamanan.
C.   Langkah:
1.      Ikuti protokol standar
2.     Tempatkan klien pada poisisi terlentang di tengah tempat tidur datar
3.     Beri pasien posisi lateral dengan sebagian berbaring pada abdomen
4.     Tempatkan bantal kecil pada kepala
5.     Tempatkan bantal dibawah lengan fleksi klien. Bantal harus lebih dari tangan sampai siku (untuk mencegah rotasi bahu)
6.     Tempatkan bantal dibawah tungkai yang fleksi, dengan menyokong tungkai setinggi panggul (mencegah rotasi internal panggul dan adduksi kaki)
7.     Tempatkan bantal pasir atau penyokong foot drop melawan kaki klien
8.     Lengkapi akhir protokol

Sumber;
Perry, Peterson, Potter; Buku Saku Keterampilan dan Prosedur Dasar
Azis Alimul Hidayat, S.Kp; Buku Saku Praktikum KDM


Tidak ada komentar:

Posting Komentar